Setelah sekian lama menggunakan limiting "Hard Link Limiting" via interface, ada keinginan juga menggunakan "policy limiting" lain. Meskipun memang masih banyak kekurangan dalam prakteknya di lapangan saya mencoba untuk menerapkannya di warnet mungil Kumprang.
Dengan metode ini (Worst-case Fair Weighted Fair Queueing) diharapkan tidak adanya "Bandwidth yg terbuang begitu saja" dari bandwidth yg tersedia. Dan user di kami diharapkan dapat jatah bandwidth yg se-FAIR mungkin.
Dalam prakteknya tentunya kita tidak bisa mematok secara ekstrem angka di rule, namun musti diperhatikan juga kenyamanan user yg pake internet, yg artinya kita memberikan ruang untuk ajang rebutan bandwidth sebesar X% s/d Y%.
Dengan banyaknya keterbatasan bandwidth yg didapat dari ISP , setidaknya kita bisa "mengurangi" ajang rebutan tersebut. Jika kita telusuri mengapa hal ini bisa terjadi tentunya kita bisa flashback ke masalah "Sampai kapankan bandwidth di Indonesia mahal[?]".
Meskipun tidak sempurna, banyak kendala yg dihadapi tapi saya mencoba untuk melangkah ke hal yg lebih baik, dan mudah2an sistem ini bisa cocok diterapkan di warnet Kumprang
Dengan metode ini (Worst-case Fair Weighted Fair Queueing) diharapkan tidak adanya "Bandwidth yg terbuang begitu saja" dari bandwidth yg tersedia. Dan user di kami diharapkan dapat jatah bandwidth yg se-FAIR mungkin.
Dalam prakteknya tentunya kita tidak bisa mematok secara ekstrem angka di rule, namun musti diperhatikan juga kenyamanan user yg pake internet, yg artinya kita memberikan ruang untuk ajang rebutan bandwidth sebesar X% s/d Y%.
Dengan banyaknya keterbatasan bandwidth yg didapat dari ISP , setidaknya kita bisa "mengurangi" ajang rebutan tersebut. Jika kita telusuri mengapa hal ini bisa terjadi tentunya kita bisa flashback ke masalah "Sampai kapankan bandwidth di Indonesia mahal[?]".
Meskipun tidak sempurna, banyak kendala yg dihadapi tapi saya mencoba untuk melangkah ke hal yg lebih baik, dan mudah2an sistem ini bisa cocok diterapkan di warnet Kumprang